BILA Presiden Soeharto mengumumkan kabinet barunya, ‘Kabinet Pembangunan VI’, pada 17 Maret 1993 dengan muqaddimahnya dibaca “Bismillahir Rahmanir Rahim”, ini sangat mengejutkan dunia. Tentunya ini akan menjadi sejarah yang penting dan besar bagi dunia. Kabinet iman dan taqwa, tentu boleh dikatakan begitu, telah membuat ramai orang tertanya-tanya siapa di belakang Soeharto? Dan mengapa dia jadi begitu?
Kita selaku orang Islam, juga seorang yang ikut serta berjuang, sangat bersyukur pada Tuhan akan taqdir-Nya ini. Bagi pejuang-pejuang Islam Indonesia, Malaysia dan antarabangsa umumnya, sikap Pak Harto secara langsung atau tidak, sangat membantu perjuangan suci ini.
Kami, rakyat yang beragama Islam sesungguhnya sudah lama merindukan seorang ketua negara yang mau senyum pada apa yang kami lakukan untuk Islam. Moga-moga ALLAH di belakang bapak terhadap apa jua kebaikan yang bapak perjuangkan. Juga terhadap khianat-khianat musuh yang mau menyusahkan bapak.
Di sini artikel lama ini ingin memberitahu umat Islam yang tertanya-tanya mengapa terjadi perubahan besar pada diri Bapak Presiden Soeharto dan kepada anggota-anggota kabinetnya. Moga-moga andaian-andaian ini benar dengan izin ALLAH:
1. Selaku seorang yang terpilih untuk mengetuai sebuah negara besar kepada 180 juta manusia, 150 juta darinya adalah beragama Islam, Presiden Soeharto tentu bukannya sebarang orang. Kita yakin tentu dia bijak orangnya. Berani dan bercita-cita. Luas pengetahuannya serta banyak pengalaman dan kuat keyakinan.
Ciri-ciri inilah yang telah memberanikan dirinya untuk mengubah arus, membuat kejutan dengan kabinet barunya itu dan lain-lain perubahan. Ini zaman Islam bangkit dari Timur. Tentu Pak Harto tahu. Sedangkan bekas Perdana Menteri Singapura yang bukan Islam pun tahu, inikan seorang Presiden yang beragama Islam. Sementara, Indonesia itu sebagian dari Timur. Pak Harto tentu bangga dengan kebangkitan dan kejayaan agama yang jadi anutannya itu.
Ya, Islam agama Pak Harto dan agama kita, sedang bangkit di Timur. Khabar ini sangat masyhur. Tentu sudah jadi perbincangan ulama-ulama dan orang kiri kanan Pak Harto. Ya, Pak Harto bijak karena di zaman Islam akan berdaulat, dia menyiapkan dirinya untuk menerima Islam. Dia mau menyelaraskan jadual perjuangannya dengan Jadual ALLAH. Perjuangan ini tentu akan berjaya karena ia telah dijanjikan (dijadualkan).
Jangan-jangan puncak kebangkitan itu berlaku di tangan Presiden Indonesia ini. Kiranya tidak, karena faktor umurnya [artikel ini ditulis tahun1993*], tentu Pak Harto ingin juga punya saham, yakni dengan membuka dan memberi jalan kepada generasi akan datang untuk menjayakan kebangkitan ini. Dengan itu, moga-moga ia menjadi amal jariah dan namanya tercatat sebagai pemerintah yang adil serta mendapat pahala yang besar di Akhirat nanti dan layak untuk ke Syurga ALLAH.
2. Selaku seorang Presiden, Pak Harto tentu juga tahu apa yang sedang dan sudah terjadi kepada rakan2 sejawat dengannya [Presiden dan Perdana Menteri] di seluruh dunia. Umumnya nasib presiden-presiden dan perdana menteri di hujung-hujung pemerintahannya sangat malang. Seorang yang bijak tentu mau menempah khusnul khatimah.
Maka di umur tuanya, Presiden Soeharto lalu dapat menguasai dirinya untuk bebas dari belenggu nafsu; menyerah diri pada kehendak ALLAH. Sebab seorang yang berpaut pada ALLAH saja yang mungkin selamat di hujung umurnya. Dan seorang Presiden yang dapat me-nempatkan dirinya di hati rakyat saja yang akan didoakan keselamatannya oleh rakyat secara sukarela. Rakyat pun tentu dapat memaafkan, kiranya ada kesilapan-kesilapan yang berlaku semasa pemerintahan Bapak. [ saat ini kita sama2 melihat bukti akan andaian tulisan ini ].
3. Sebuah empire besar, Rusia, tiba-tiba jatuh di kurun ini. Sebuah lagi bapak empire yaitu Amerika pun lemah selepas menang tempur dengan Saddam Hussein. Komunis dan bapak kapitalis itu jatuh bila matahari Islam memancar. Seperti jatuhnya Rom dan Parsi oleh Muhammad Rasulullah. Pertanda akan lahirnya Ratu Adil, Khalifah Akhir Zaman, ialah matinya cahaya kejahilan dari sumbernya. Karena melihat hebatnya kebangkitan ini, maka Pak Harto pun cepat menyalakan api kebenaran. Moga-moga bumi Indonesia terang benderang oleh pancaran kebenaran clan menempah sejarah kebangkitan akhir zaman di Timur seperti yang ALLAH jadualkan.
4. Berjuang dan berkorban sebelum Futtuh Makkah akan mendapat pahala dan darjat yang lebih besar daripada sesudahnya. Demikianlah maksud firman ALLAH:
Tidak sama mereka yang berbelanja (berkorban) dan berperang (berjuang) sebelum kemenangan (penaklukan Makkah); mereka lebill tinggi darjatnya dari orang-orang yang berkorban dan berjuang sesudahnya. (Al Hadid: 10)
Presiden Soeharto, karena yakin bahwa kebangkitan Islam itu telah dijadualkan oleh ALLAH, tentu ingin sekali memasukkan dirinya dalam daftar orang-orang awal yang akan menerima hadiah ALLAH. Yakni, bila disadari Islam akan berdaulat, terus berebut untuk menyertai kebangkitan ini. Ertinya, beliau yakin dengan janji ALLAH (bahwa Islam bangkit dari Timur) di waktu presiden-presiden dan perdana menteri lain ramai yang tidak mempeduli dan meraguinya, bahkan ada yang menentangnya. Lalu beliau berkorban untuk itu, walaupun kebangkitan itu belum memuncak, demi menguatkan Islam dan umatnya sekalipun risikonya berat. Maka nanti terjadilah kemenangan besar atas pengorbanan dan perjuangan yang sama-sama disumbangkan seperti yang ALLAH jadualkan.
Dengan itu akan masuklah nama Presiden Soeharto dalam daftar orang-orang awal yang berjuang dan berkcrban di jalan ALLAH di akhir zaman, lalu layak untuk menerima darjat dan pahala yang sungguh besar, insyaALLAH di dunia dan di Akhirat.
Rasulullah mengingatkan:
Orang yang paling cerdik ialah orang yang paling banyak mengingati mati dan bersungguh-sungguh membuat persiapan untuknya.
5. Pak Harto percaya pada ilmu-ilmu batin perihal orang Indonesia khususnya Jawa. Mereka meyakini akan satu kabar dari kitab Babad Tanah Jawi yang mengatakan, di Nusantara ini akan terbentuk masyarakat yang adil dan makmur setelah melalui tiga proses kepemimpinan.
Continue reading →