Inilah beberapa Bukti Sejarah Ulama-Ulama Muktabar suatu ketika dulu bahwa mereka mendapatkan ILMU ILHAM dari ALLAH SWT
~ Banyak bangunan2 Megah di Turki dirancang oleh Mimar Sinan [ seorang penjaga kuda ] yang mendapat Ilham dari Tuhan, ilmunya baru dikuasai oleh Barat 600 tahun selepasnya ~
Di antara ulama yang memperoleh ilmu laduni atau ilmu ilham ini di samping ilmu melalui usaha ikhtiar ialah imam-imam mazhab yang empat (Imam Malik, Imam Syafii, Imam Hambali, Imam Hanafi), ulama-ulama Hadis seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, ulama-ulama tasawuf seperti Imam Al Ghazali, Imam Nawawi, Imam Sayuti, Syeikh Abdul Kadir Jailani, Junaid Al Baghdadi, Hassan Al Basri, Yazid Bustami, Ibnu Arabi dan lain-lain lagi.
1. Imam Al Ghazali
Umurnya pendek sahaja iaitu sekitar 54 tahun. Beliau mula mengarang segera setelah selesai bersuluk di kubah Masjid Umawi di Syam (Syria). Umurnya waktu itu sekitar 40 tahun. Artinya dalam hidupnya dia mengarang sekitar 14 tahun. Dalam waktu yang pendek ini dia sempat mengarang 300 buah kitab yang tebal-tebal, yang bermacam-macam jenis ilmu pengetahuan termasuklah kitab yang paling masyhur iaitu Ihya Ulumuddin, kitab tasawuf (dua jilid yang tebal-tebal) dan Al Mustasyfa (ilmu usul fiqh yang agak susah difahami).
Coba anda fikirkan, mampukah manusia biasa seperti kita ini menulis sebanyak itu. Walau bagaimana genius sekalipun otak seseorang itu, tidak mungkin dalam masa 14 tahun dapat menghasilkan 300 buah kitab-kitab tebal, kalau bukan karena dia dibantu dengan ilmu laduni yakni ilmu tanpa berfikir, yang langsung jatuh ke hati dan langsung ditulis.
Dalam pengalaman kita kalau ilmu hasil berfikir dan mengkaji, sepertimana profesor-profesor sekarang, dalam waktu empat tahun baru dapat membuat satu tesis di dalam sebuah buku. Kalau satu buku mengambil masa empat tahun, artinya kalau 14 tahun dapat tiga buah buku. Terlalu jauh bedanya dengan Imam Ghazali yang mencapai 300 buah buku itu.
2. Imam Sayuti
Umurnya juga pendek, hanya 53 tahun. Beliau mulai mengarang sewaktu berumur 40 tahun dan dapat menghasilkan 600 buah kitab. Dalam masa hanya 13 tahun dapat menghasilkan sebegitu banyak kitab. Artinya dia dapat menyiapkan sebuah kitab setiap dua minggu. Kitabnya itu pula tebal-tebal dan tinggi pembahasannya dalam bermacam-macam jenis ilmu. Antara kitabnya yang terkenal Al Itqan fi Ulumil Quran, Al Hawi lil Fatawa (dua jilid), Al Jamius Soghir (mengandungi matan-matan Hadis), Al Ashbah wan Nadzoir, Tafsir Jalalain, Al Iklil dan lain-lain lagi.
Kalaulah beliau menulis atas dasar membaca atau berfikir semata-mata, tentulah tidak mungkin dalam masa 13 tahun dapat menulis 600 kitab atau tidak mungkin dalam masa hanya dua minggu dapat tulis sebuah kitab. Inilah ilmu laduni. Tidak heranlah hal ini dapat terjadi karena dalam kitab Al Tabaqatul Kubra karangan Imam Sya’rani ada menceritakan yang Imam Sayuti dapat yaqazah dengan Rasulullah sebanyak 75 kali dan dia sempat bertanya tentang ilmu dengan Rasulullah.
3. Imam Nawawi
Beliau adalah antara ulama yang meninggal sewaktu berusia muda, yaitu 30 tahun. Beliau tidak sempat menikah tetapi banyak mewariskan kitab-kitab karangannya. Di antara yang terkenal ialah Al Majmuk yakni kitab fikih. Kalau ditimbang berat kitab itu lebih kurang 3 kilogram, yakni kitab fikih yang sangat tebal. Selain itu termasuklah kitab Riadhus Solihin, Al Azkar dan lain-lain lagi.
Untuk mengarang kitab Al Majmuk saja kalau ikut kaedah biasa yakni atas dasar kekuatan otak, tidak mungkin dapat disiapkan dalam masa dua atau tiga tahun. Mungkin memakan waktu 10 tahun. Ini berarti dia mulai mengarang ketika berumur 20 tahun. Biasanya di umur ini orang masih belajar. Tetapi di usia semuda itu Imam Nawawi mampu mengarang bukan saja Al Majmuk, tetapi turut mengarang kitab-kitab besar yang lain. Ini luar biasa!
Biasanya orang jadi pengarang kitab di penghujung usianya. Ini membuktikan selain dari cara belajar, ada ilmu yang Allah pusakakan tanpa belajar, tanpa usaha ikhtiar dan tanpa berguru.
Itulah dia ilmu laduni atau ilmu ilham. Sesudah kita mengkaji kemampuan ulama-ulama dahulu, kita lihat pula ulama-ulama sekarang ini dan coba kita bandingkan. Berapa banyakkah buku-buku atau kitab yang telah ditulis oleh mereka sekalipun setelah mereka ada PhD? Oleh karena itu, jika ulama-ulama dulu mampu menulis kitab-kitab yang banyak dan tebal-tebal dalam masa yang singkat tentulah hal ini adalah bantuan Allah yang luar biasa melalui ilmu laduni atau ilmu ilham yang bersifat wahbi di samping ilmu kasbinya.
Sekarang ini sudah tidak ada lagi ulama yang dapat ilmu laduni. Ini karena kita semua sudah bersalut dengan cinta dunia dan berkarat dengan mazmumah. Lihatlah zaman sekarang ini, susah untuk kita dapati ulama yang mengarang buku atau kitab.
Mereka tidak mampu mengarang karena kekeringan buah fikiran, sibuk dengan dunia, di samping perlu menggunakan otak, berfikir, membaca, banyak mentelaah dan mesti banyak referensi yang tentunya memakan waktu yang lama. Ini semua membosankan dan meletihkan, banyak ambil waktu serta tidak cukup waktu. Mereka tidak dapat pula ilmu melalui saluran ilham. Maka inilah rahasia kenapa ulama sekarang tidak menulis atau kurang menulis.