Mampukah Kita Menjadi Kawan Yang Setia…?

friendship-2.jpg

Baca juga : Berkorban Perasaan Adalah Suatu Jihad

Bukan mudah untuk mendapat kawan yang setia , yaitu orang yang dapat berkawan diwaktu susah dan senang, di waktu dukacita dan gembira, atau di waktu kita buntu fikiran dialah yang memberi pandangan.

Ketika tidak ada apa yang hendak dimakan, diiberinya bantuan. Dia mau memberi pertolongan kawannya sebelum diminta, karena dia faham masalah kawan, apatah lagi setelah diminta,

Waktu kawannya sakit diziarahi, diwaktu kawannya mendapat nikmat dia melahirkan kegembiraan. Kesusahan kawan, kesusahannya juga. Kesedihan kawan, kesedihannya juga.

Keluarga kawannya dijaga dan diambil berat tentang kehidupnnnya. Harga diri kawan dan keluarganya amat dijaga, dia merasakan itu harga dirinya juga

Apabila sudah agak lama tidak berjumpa, sudah bertanya-tanya . Apa halnya, apa masalahnya, lama tidak berjumpa.

Kebaikan kawannya diceritakan dan dipuji-puji di belakangnya. Keaibannya ditutup, kecacatannya tidak diumpat. Selalu mengutamakan kawan, dari dirinya,

Selepas kematian kawan itu pun keluarganya tetap dihubungi, silaturrahim dengan keluarganya terus tersambung, susah payah keluarga kawannya selepas mati tetap ditolong.

Aduh, dimana hendak dapat kawan di waktu ini seperti yang kita gambarkan tadi?
Penulis pun belum dapat setia dengan kawan.

Aku memohon ampun kepada Tuhan, karena belum dapat setia dengan kawan…

——-

Blogmaster memohon keizinan Abuya Ashaari Mumammad , selaku penulis sajak ini, untuk meminjam rasa hati Abuya dalam sajak ini, semoga kita semua dapat meneladaninya…Amin

7 comments on “Mampukah Kita Menjadi Kawan Yang Setia…?

  1. pertamax?

    assalamualaikum
    kata -katanya melayu banget ya. mirip syair nasyid para munsyid dari negeri jiran.

    iya, kadang saya juga berpikir, pakah saya sudah menjadi seorang kawan yang baik?
    apakah orang lain sudah nyaman dan lebih baik dengan kehadiran saya?
    itu pertanyaan yang selalu berat.

  2. wa’alaikum salam…
    terimakasih eMina atas kunjungannya. 🙂
    iya, memang bahasa sasteranya Melayu punya, yang menulis pun orang Melayu ( Abuya Ashaari Muhammad )…

    betul tuh…pertanyaan yang sama pada saya. Semua manusia selalu ingin memiliki kawan setia, memiliki kawan yang perhatian dan mengerti tentang kita. Tetapi yang sering terlupa adalah, apakah kita sudah bertindak seperti harapan kita itu kepada kawan2 kita…?
    Apakah kita sudah berusaha setia dan perhatian dengan kawan kita? Mampukah kita mengobankan hak2 dan perasaan kita untuk kawan kita atas nama Tuhan…?

    huff…susahnya melawan Ego…

  3. ya! kita berjanji berukhuwah setia, tapi hati-hati kita umpama buih-buih di lautan, mudah pecah dek angin yang sedikit. Kita melatah dulu baru sedar, terlepas cakap dulu baru memohon maaf, terhantuk dulu baru terngadah… Begitulah..memang sukar menjadi dan mencari sahabat setia.

  4. Kesalahpahaman antara teman baik,ingin sekali berdamai denganya tetapi dia menganggap acuh-tak acuh??? Bagaimana caranya untuk berdamai dengan dia secara baik”

  5. Thanx u Merry atas kunjungannya… 🙂

    kalau keduanya ada niat baik untuk berdamai, insyaAllah keduanya akan berlapang hati untuk saling memaafkan. Bukankah sesiapa yang memulai memberi salam dan memaafkan ketika ada pertengkaran itu suatu hal yang disukai Tuhan?

    Yang penting adalah ada niat baik kemudian berlapang hati untuk memaafkan dan menyambung silaturahminya lagi, tetapi terkadang berat juga jika kita melihat respon teman kita yang misalnya cuek, tapi jika kita mengharap redha Tuhan ( bukan redha manusia ), maka itu bukan suatu masalah, bahkan insyaAllah Tuhan akan membantu.

  6. assalamualaikum,
    sy ada baca kiriman dr MERRY,pasal kwn…sy juga mempunyai masalah yg sama…memang saya ingin memohon maaf dr kwn saya, tp sy tkut…dan saya terdengar dr kwn yg lain dia dah tdk suka berkwn dgn sy…apa perlu sy buat???

Leave a comment